Branding Madrasah di Era Digital, Guru Unggulan Yayasan Husnul Khatimah Ikuti Pelatihan Jurnalistik

(Dokumentasi : Sambutan Ketua Umum Yayasan Husnul Khatimah)

Semarang-Era Digital saat ini memberikan dampak penting bagi kehidupan salah satunya dalam memperoleh informasi. Branding madrasah di era digital erat kaitannya agar khalayak mendapatkan informasi yang cepat dan akurat mengenai madrasah yang akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak penerus bangsa. Untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang jurnalistik, sejumlah guru unggulan Yayasan Husnul Khatimah mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik yang bertema “Smart Teachers for Great Students” di gedung Dieng Balai Bahasa Kota Semarang, Sabtu (2/11/24).

Turut hadir dalam acara pelatihan, Ketua Yayasan Husnul Khatimah menyampaikan sambutannya, bahwa acara pelatihan ini penting diikuti oleh guru-guru di lingkungan Yayasan Husnul Khatimah dan akan mendukung penuh dalam meningkatkan kompetensi guru agar dapat mencetak generasi khoirunnas. “Saya mengapresiasi penuh kegiatan-kegiatan yang sifatnya dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Dimulai dari guru yang smart, maka akan mencetak generasi khoirunnas yang smart pula,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung kurang lebih 5 jam tersebut menghadirkan narasumber yang sukses di bidangnya, Moh. Miftakhul Arief selaku kepala madrasah MI Miftalkhul Akhlaqiyah Semarang. Dia membagikan kiat-kiat yang dapat dilakukan guru untuk membranding madrasah agar dikenal masyarakat luas melalui media sosial. “Salah satu hal penting dalam membranding madrasah adalah melalui testimoni dari walimurid alumni dan dipublikasikan dalam website madrasah masing-masing untuk membangun trust dari masyarakat yang dapat menarik walimurid lain agar anaknya melanjutkan sekolahnya di madrasah kita,” tuturnya.
Siti Taryumi, salah satu peserta pelatihan sangat bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik ini. “Saya sangat bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan ini, karena saya mendapatkan ilmu baru yang dapat saya praktikkan nantinya dalam membuat berita atau tulisan yang baik,” imbuhnya.

Kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi foto bersama. Mulai dari narasumber, guru sebagai peserta dan juga panitia penyelenggara acara. Sebagai bekal di rumah, panitia meminta agar para guru unggulan untuk menyetorkan hasil pelatihannya melalui tulisan berita setelah mengikuti kegiatan tersebut. Penulis Aris Septiyani